Page 26 - Juknis Penggunaan Panduan Praktis CG dlm PJP Lansia
P. 26
mengharapkan dibantu oleh cucu, menantu, keponakan/sepupu. Masih dari IFLS tahun
2014, ada 62,9% lansia Indonesia dengan ketergantungan total yang dirawat oleh anak, dan
37,1% sisanya dirawat oleh cucu, saudara/ipar, menantu, dan lain-lain. Berdasarkan data
IFLS 2014 tersebut diatas didapat bahwa Caregiver Informal harus mendapat peningkatan
kompetensi dalam melakukan pendampingan dan perawatan bagi lansia yang
membutuhkan Perawatan Jangka Panjang (PJP).
Agar caregiver dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada keluarga/masyarakat
maka mereka harus dibekali dengan kemampuan secara teori maupun praktek. Pembekalan
kepada caregiver ini dapat dilakukan melalui pelatihan teknis untuk pendampingan terhadap
lansia. Sesuai dengan standar yang dibuat oleh BPPSDM, seorang caregiver informal
minimal harus mendapatkan pelatihan caregiver sebanyak 16 sampai dengan 50 jpl.
Sehubungan dengan kebutuhan akan pelatihan teknis bagi caregiver ini maka diperlukan
kurikulum pelatihan sebagai acuan bagi petugas kesehatan di puskesmas maupun pihak
lain yang berperan dalam memberikan pelatihan kepada Caregiver Informal di tingkat
masyarakat.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia Kepada Caregiver Informal di
Tingkat Masyarakat ini mengacu pada filosofi pelatihan sebagai berikut:
1. Berdasarkan masalah, yaitu proses pelatihan didekatkan pada permasalahan nyata
yang ada di lapangan.
2. Prinsip andragogi, antara lain selama pelatihan peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks
pelatihan.
c. Diberikan apresiasi atas pendapat yang baik dan positif yang diutarakan oleh
peserta.
3. Berorientasi kepada peserta, yaitu bahwa peserta berhak untuk:
a. Mendapatkan paket bahan belajar yaitu buku acuan dan panduan bagi peserta
pelatihan.
b. Mendapatkan pelatih/fasilitator yang dapat memfasilitasi dan menguasai materi,
berbagai metode dan melakukan umpan balik.
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki individu, baik secara visual,
auditorial maupun kinestetik (gerak).
d. Belajar dengan menggunakan modal pengetahuan yang sudah dimiliki individu.
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
17